Jakarta - Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit di Karanganyar, Jawa Tengah memiliki bentuk yang cukup mencolok dibandingkan candi-candi lainnya. Itulah Candi Sukuh, yang bangunannya mirip dengan piramida Suku Maya di dalam laman Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB Provinsi Jawa Tengah, kompleks Candi Sukuh berada di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terletak di lereng barat Gunung Lawu, di ketinggian 910 meter dari permukaan Kepustakaan Candi Perpustakaan Nasional RI, orang yang menemukan Candi Sukuh adalah Johnson, Residen Surakarta pada 1815 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles. Candi ini kemudian diteliti oleh Van der Vlis di tahun Van der Vlis ini kemudian dibukukan dengan judul Prove Eener Beschritjen op Soekoeh en Tjeto. Hoepermans juga melanjutkan penelitian tersebut pada 1864-1867 dan dituliskan ke dalam buku Hindoe Oudheiden van Verbeek di tahun 1889 melakukan inventarisasi terhadap Candi Sukuh. Knebel dan WF. Stutterheim pun melanjutkan penelitian tentang Candi Sukuh ini pada Candi Sukuh Mirip dengan Piramida Suku Maya?Kembali pada BPCB Jawa Tengah, kompleks Candi Sukuh didirikan pada abad 15 Masehi di masa pemerintahan Ratu Suhita yang memimpin Kerajaan Majapahit pada 1429 hingga 1446. Tahun 1359 Saka diperkirakan adalah masa pembangunannya. Candi Sukuh berlatar belakang Hindu sekte candi ini menghadap ke arah barat dengan bangunan yang terdiri dari tiga teras. Tiga tingkatan teras adalah simbolisme tingkatan menuju Candi Perpusnas RI menyebutkan, Candi Sukuh mempunyai struktur bangunan yang berbeda dari candi Hindu pada umumnya di Jawa Tengah. Arsitektur candi tersebut bertolak dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, yaitu Wastu berdasarkan Wastu Widya adalah, candi harus punya denah dasar bujur sangkar dan tempat paling sucinya ada di tengah. Candi Sukuh mempunyai bentuk yang berbeda, diperkirakan karena dibangun saat pengaruh Hindu di Jawa mulai pengaruh Hindu ini diduga membangkitkan kembali elemen-elemen budaya setempat di zaman prasejarah era Megalitikum. Pengaruh era Megalitikum dapat dilihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang berupa teras punden berundak merupakan karakteristik khas bangunan suci di masa pra-Hindu. Bangunan pra-Hindu juga punya ciri khas lain, yakni tempat paling suci letaknya di posisi paling tinggi dan paling ahli memperkirakan, peninggalan Kerajaan Majapahit ini dibangun dengan tujuan pengruwatan atau menangkal kekuatan buruk yang mempengaruhi kehidupan seseorang karena ciri tertentu yang ada padanya. Perkiraan ini didapat berdasarkan relief yang memuat cerita-cerita ruwat seperti Sudamala dan Garudheya serta arca kura-kura dan garuda. Simak Video "Bermain Air Menikmati Keindahan Air Terjun Grojogan Sewu Karanganyar" [GambasVideo 20detik] nah/lus
Diatas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat
Untukmendapatkan informasi dan foto yang lebih lengkap tentang situs purbakala dan bangunan reruntuhan ini, silahkan mengakses https://www.tikalnationalpark.org. 17. Karnak Temple, Mesir . Kompleks Kuil Karnak yang berarti Desa Berbenteng, terdiri dari kuil, kapel, tiang-tiang megah dan bangunan lain yang sempat terbengkalai di dekat Luxor, Mesir.
3TkU3A9.